Rabu, 22 Juni 2011

ABSORPSI OBAT


ABSORPSI OBAT

A.     Definisi
            Asorbsi obat adalah pengambilan obat dari tempat aplikasinya ke sirkulasi sitemik . Pengambilan obat dari permukaan tubuh (termasuk juga mukosa saluran cerna) atau dari tempat-tempat tertentu dalam organ dalaman ke sistem saluran cairan tubuh (pembuluh darah atau pembuluh limfe) untuk kemudian didistribusikan ke seluruh bagian tubuh. Sistem absorpsi obat tergantung pada:
1. Fisikokimia obat.
2. Sifat produk obat.
3. Fungsi anatomi dan fisiologi pada bagian absorpsi obat.

B.     Mekanisme absorbsi
•           Difusi pasif
            Merupakan proses dimana difusi molekul secara spontan dari daerah yang konsentrasi tinggi ke konsenstrasi yang lebih rendah. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi pasif dari suatu obat:
  • Derajat  Kelarutan
  • Koefisien partisi (k )
  • Daerah permukaan
  •  Ketebalan suatu membran  hipotetical (h)
            Untuk obat-obat yang dapat menyebar seperti obat non elektrolit atau obat-obat yang mengalami ionisasi, konsentrasi obat pada salah satu sisi membran adalah sama seimbang.Untuk obat-obat elektrolit/ obat-obat yang mengalami ionisasi, konsentrasi total obat pada kedua sisi membran tidak sama seimbang, jika pH dari media tersebut berbeda- beda.
•           Transport konvektif
•           Transport aktif
           Adalah proses transportasi obat dengan bantuan pembawa, dimana proses ini sangat penting pada proses absorpsi di gastrointestinal dan sekresi ginjal dari beberapa obat dan metabolisme. Beberapa obat yang tidak larut dalam lemak yang menyerupai metabolit fisiologis alami (seperti 5-fluorourasil) dapat diabsorpsi dari saluran pencernaan melalui proses ini.
           Karakteristik transport aktif adalah transportasi obat yang melawan suatu gradien konsentrasi, dari konsentrasi obat yang rendah menuju konsentrasi yang tinggi. Oleh karena itu, sistem ini memerlukan suatu asupan energi.
           Selanjutnya transport aktif ini merupakan proses yang spesifik untuk menghasilkan suatu pembawa yang berikatan dengan obat untuk membentuk kompleks obat – pembawa yang  membawa obat dari satu sisi membran menembus sisi lainnya, untuk kemudian terdisosiasi.
           Molekul pembawa memiliki selektifitas yang tinggi terhadap molekul obat. Jika struktur obat menyerupai substrat alami yang ditransportasi secara aktif, maka akan mengalami transportasi dengan mekanisme pembawa yang sama. Obat-obat dengan struktur yang sama, dapat berkompetisi pada sisi adsorpsi pada pembawa.
           Obat-obat dengan struktur yang sama, dapat berkompetisi pada sisi adsorpsi suatu pembawa. Karena hanya satu bagian dari pembawa yang tersedia, seluruh sisi ikatan pada pembawa dapat menjadi jenuh jika konsentrasi obat sangat tinggi.
Contoh transpor aktif :
1. Sekresi H+ dari lambung.
2. Pelepasan Na+ dr sel saraf & otot.
3. Penyerapan kembali glukosa dlm tubulus renalis.
4. Transpor aktif K+ & Na+ dari sel darah merah.
5. Transpor aktif obat : penisilin ke tubulus renalis.
•         Difusi fasilitatif
           Difusi fasilitatif  adalah suatu media pembawa pada sistem transpor yang berbeda dari transpor aktif.
           Perpindahan obat berhubungan dengan suatu gradien konsentrasi (dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah).Oleh karena itu, sistem ini tidak memerlukan energi. Akan tetapi sistem dapat menjadi jenuh dan selektif terhadap struktur obat serta menunjukkan kompetisi kinetik untuk obat – obat dengan struktur yang sama. Dalam penyerapan obat, difusi terfasilitasi memegang peranan yang sangat kecil.
•         Transport pasangan ion
           Obat-obat yang bersifat elektrolit kuat, dapat terionisasi dengan cepat. Contoh : Senyawa Nitrogen Kuartener (dengan rentang pKa tinggi dan kecilnya penyerapan membran). Ketika obat yang telah mengalami ionisasi lalu berhubungan dengan muatan ion yang berlawanan,maka sepasang ion akan terbentuk (bermuatan netral). Kompleks ini lebih cepat berdifusi melewati membran.
Contoh : Propanolol – Asam Oleat
               Kinin – Heksilsalisilat
·                  Pinositosis
           Merupakan tipe khas transport aktif obat ukuran mol besar & misel-misel, seperti lemak,amilum, gliserin, vit A, D, E & K. Seperti sistem fagositosis pada bakteri. Bila membrane sel didekati mol obat, maka akan membentuk rongga mengelilingi mol obat & kemudian obat bergerak menembus membran sel. Mekanisme pinositosis berjalan sangat pelan sehing dipandang kurang penting sebagai suatu proses penembusan obat ke membran sel.


C.  Faktor-faktor yang mempengaruhi Kecepatan absorpsi obat
       Faktor obat  :
     Formulasi : enteric, slow release
     Rute Pemberian Obat : Parenteral, Enteral
     Sifat Fisikokimiawi obat : ionisasi, derajat keasaman
       Faktor hayati :
     GI Motility
     Inactivation of Drug in gut or liver : adanya enzim di saluran cerna, adanya first pass effect
     Keadaan patologi pasien
       Keterlibatan Nutrisi dalam Proses Absorpsi Obat
        Intake makanan akan menambah bioavailabilitas beberapa obat secara umum (Propanolol, Metoprolol, Nitrofurantoin, dan Hidroklorotiazin).
        Makanan akan menurunkan absorpsi beberapa antibiotik (Ampisilin, Tetrasiklin, dan Rifampisin).
        Makanan dapat menurunkan iritasi gastrointestinal oleh obat selama proses absorpsi.
        Diet dapat merubah kadar  beberapa obat dalam darah tanpa mengubah proses absorpsinya co/ diet protein tinggi dapat menyebabkan penurunan kadar Teofilin dalam darah karena meningkatkan proses metabolisme hati dan juga mengubah besarnya absorpsi dari sistem gastrointestinal.
        Jus buah anggur dapat meningkatkan kadar plasma obat karena adanya naringin yang dapat menghambat metabolisme obat. Dari sini dapat diketahui bahwa peningkatan kadar obat dalam darah tidak secara otomatis diartikan sebagai peningkatan absorpsi.
·         Sifat Membran sel terhadap Absorpsi Obat
     Suatu obat dapat melewati tempat absorpsi,   sekitar satu/ lebih lapisan sel-sel untuk memasuki peredaran darah.
     Permeabilitas dari suatu obat pada sisi absorpsi dalam sistem peredaran berkaitan dengan struktur molekul dan terhadap sifat fisika dan biokimia membran sel.

Pengaruh Tingkat Penyakit terhadap Absorpsi Obat
           Absorpsi obat dipengaruhi oleh beberapa penyakit yang disebabkan oleh perubahan:
1. Aliran darah intestinal                         
2. Motilitas gastrointestinal                     
 3. Waktu pengosongan lambung             
 4. pH lambung yang mempengaruhi   kelarutan obat                                      
 5. pH intestinal yang mempengaruhi besarnya ionosasi.
6. permeabilitas dinding usus
7. Sekresi empedu
8. Sekresi enzim pencernaan, dan
9. Alterasi flora normal gastrointestinal
      Obat dengan berat molekul besar tidak bisa diabsorpsi baik apabila diberikan secara oral. Ada beberapa kasus dimana obat dengan berat molekul besar diabsorpsi melewati sistem limfa ketika diformulasi dengan “karir”. Mekanisme ini tidak diketahui. Beberapa molekul besar diabsorpsi ketika diatur dalam larutan berisi surfaktan. Contoh, obat cyclosporin yang diberikan secara oral memberikan absorpsi yang baik ketika diformulasi dengan surfaktan dalam minyak. Perputaran minyak dimungkinkan untuk menstimulasi aliran limfa sebaik mungkin untuk mengeluarkan retensi obat, perputaran minyak digunakan untuk menangani waktu transit saluran cerna dari persiapan oral.

D.  Terjadinya absorpsi

1.    Absorpsi obat melalui saluran cerna
Absorpsi obat melalui saluran cerna terutama tergantung pada :
• Ukuran partikel mol obat
• Kelarutan obat dlm lemak/air
• Derajat ionisasi

2.    Absorpsi obat melalui mata
           Obat diberi secara lokal ke mata. Sebagian diserap melalui membran konjungtiva & sebagian lagi melalui kornea. Kecep penetrasi tergantung pada derajat ionisasi & koefisien partisi obat. Bentuk tidak terionisasi & mudah larut dalam lemak cepat diserap oleh membran mata. Penetrasi obat bersifat asam lemah lebih cepat dalam suasana asam. Penetrasi obat bersifat basa lebih cepat dalam suasana basa.

3.    Absorpsi obat melalui paru
           Obat anestesi sistemik secara inhalasi. Diserap melalui epitel paru & membran mukosa saluran napas .Karena mempunyai luas permukaan besar, maka absorpsi melalui buluh darah paru berjalan dengan cepat.

4.    Absorpsi obat melalui kulit
           Utk memperoleh efek setempat (lokal). Sangat tergantung pada kelarutan obat dalam lemak, karena epidermis kulit juga berfungsi sebagai membrane lemak biologis. Dewasa ini sedang dikembangkan bentuk sediaan obat yang digunakan melalui kulit dengan tujuan mendapatkan efek sistemik.


E.  Media Pembawa Transport
           Secara teoritis, obat-obat lipofilik dapat menembus sel atau melaluinya. Jika suatu obat memiliki Bobot Molekul rendah dan lipofilik, membran lemak tidak dapat menjadi sarana untuk proses difusi obat dan absorpsi. Di dalam usus, molekul yang lebih kecil dari 500 MW dapat diabsorpsi oleh sistem absorpsi paraselular.
           Sejumlah media pembawa spesifik sistem transport berada di dalam tubuh, terutama di dalam usus untuk absorbsi ion dan pengambilan nutrisi oleh tubuh.



















DAFTAR PUSTAKA
-          Prof.Dr.rer.nat.Effendy De Lux Putra, SU, Apt. Kimia Medisinal.
-          Arifah sri wahyuni. Absorpsi obat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar